Jumat, 27 April 2018

Tips Setrika Pakaian Cepat dan Necis

JURAGAN LONDRY –  Menyetrika pakaian yang beanr akan memberi kesan elegan terhadap pakaian yang digunakan. Pakaian bagus tetapi kalau menyetrika kurang baik dan beanr, tidak menjamin pakaian terlihat lebih baik. 

Cara menetrika pakaian juga akan menambah usaia pakaian anda. Strika terlalau panas, memuat serat kain rusak bahkan terlihat mengkilap terutama pada kain-kaian catton. 
Anda sebagai pengusaha laundry harus mamhami etul cara menyetrika pakaian pelanggan anda. 

Puaskan pelanggan dengan hasil setrikaan yang baik tanpa merusak pakaian kesayangannya. Banyak pelangan laundry  memasukkan pakainnya ke jasa inatu itu, supaya  pakaiannya terawat, terutama pakaian kesayanganya. 

Berikut ini cara menyetrika pakaian supaya hasilnya baik dan maksimal. 

Gunakan cairan pelicin pakain supaya hasil setrikaan lebih bagus serta harum

Untuk kaso dan pakaian yang terdapat gambar dari sablon sebaiknya disetrika secara terbail jangan mengani sablon. Jika terkenana setrika panas bsi amengelupas dan menghilangkan ablonanya.

Setrikalah baju sesuai aturan yang disarankan pabrikan pakaian tersebut. Tand aini akan terlihat seperti pada label di pinggir baju atau di kerah. 

Menyetrika pakaian sebaiknya  tidak lama setelah dijemur atau dan harus dalam keadaan kering. 

Perhatikan pula suhu setrikaan jangan sampai terlalau pans atau sebaliknya.  Lihat anjuran pabrik yang terdapat dalam setrikaan. 

Demikian trik atau cara menyetrika pakaian di laundry. Menyetrika yang baik dan benar akan memberi hasil setrikaan yang baik sehingga pakaian terlihat lebih rapi  juga awet. (*)


Suka Duka Bisnis Laundry. Ngenes Amat ya....

JURAGAN LONDRY – Apapun bisnis yang dijalankan, bukanlah bebas tanpa hambatan. Termasuk bisnis laundry, kadang enakkadang tidak enak. Dan berikut ini, kisah suka dan dukanya bisnis laundry.

Dikutif dari posotingan Rachmat Akbar di Grup Himpungan Pengusaha Laundry Indonesia (HIPLI)


 
‘Drrrrrrrrrrrtttttttttt,drrrrrrrrrrrrrt ‘’ bunyi getar HP terus menerus tidak berhenti, sontak saya terbangun.., melihat jam HP tepat menunjukkan pukul 23 malam,…..siapa sih malam2 begini telpon dan nggak berhenti, saya lihat sdh ada 10 misscall dari nomor telpon ini.
Saat saya angkat Telpon “ Halo”…..,


“Halo, Ini Bapak Hoshi yah ..Pak Saya Ibu Nurul, maaf malam2 saya nggangu, tapi saya mau minta tolong Pak ..,seragam anak saya untuk besok sekolah belum ada Pak, saya tunggu sampai malam kok belum ada yang ngantar Pak..” tiba2 suara telpon diseberang mengangetkan saya yang masih belum 100 persen On.

“Ibu Nurul.., apakah memang seharusnya hari ini pakaian ibu selesai.., Ia Pak tadi saya sempat telphon dan Karyawan Bapak sdh janji mau antar tapi sdh saya tunggu tidak juga datang.. bisa saya ambil sekarang Pak ?”
Aduh Cilaka…bagaimana sih ini anak2 janji ke pelanggan kok nggak bisa ditepati.

Akhirnya walaupun agak ragu apakah Laundryan Ibu Nurul sudah selesai, saya tetap menyetujui untuk melayani mengambil laundry malam hari. Untung jarak Ruko dengan Rumah berdekatan…, tidak sampai 5 menit sayapun sampai di Ruko.

Setelah mencari diantara tumpukan laundry akhirnya saya temui bungkusan baju Ibu Nurul” Alhamdulillah untung sdh selesai” tidak lama saya turun kebawah Ibu Nurul sdh sampai. Sambil mengajukan permohonan maaf saya serahkan bungkusan laundrynya. Untung pelanggan yang satu ini mau mengerti dan saya berjanji hal tersebut tidak akan terulang lagi dan juga berjanji untuk mengecek apa yg terjadi sehingga karyawan lalai memenuhi janjinya.

Keesokan harinya saat saya tanyakan kepada karyawan mereka mengakui bahwa mereka lupa karena banyaknya pelanggan yang minta diantar saat bersamaan, sehingga mereka melupakan laundry Ibu Nurul yang harus diantar, padahal sdh ada catatan yg dibuat Cs dan siapa petugas yg harus mengantarnya.

Cerita diatas adalah salah satu masalah yg pernah kami temui dari 1001 masalah yang sdh kami hadapi.
Mungkin peristiwa diatas tidak akan anda jumpai pada bidang usaha yang lain…, disaat sdh selesai jam operasionalpun anda masih harus melayani pelanggan, walaupun pada cerita diatas kesalahannya ada pada kami.

Belum lagi masalah pakaian luntur, pakaian tertukar, pakaian hilang, pakaian rusak, pelanggan yg memaksa laundryannya harus diselesaikan padahal masih belum jatuh temponya, laundryan tidak diambil ambil, minta uang dikembalikan karena biaya laundry ekspress kemahalan padahal laundryannya sdh diterima dan sdh dibayar.

Karyawan tidak masuk, karyawan resign, karyawan tidak berani berkata jujur saat merusak laundryan pelanggan, karyawan yang mencoba curang, mesin rusak, mesin pompa air rusak, selang setrika bocor, hawa ruangan panas, alat setrika rusak, ban motorbocor, karyawan sales pulang dan tidur dirumah, karyawan sering main hp, harga gas naik, harga chemicalnaik, harga listrik naik dll , dan saya yakin masalah yang ada di tempat andapun sama . ..bahkan saya yakin anda bisa menambahkan minimal 50 lagi list permasalahan yang sdh saya tulis diatas.

Jadi dimana Enaknya Bisnis Laundry?  Katanya bisnis ini punya potensi karena menyangkut kebutuhan primer/pokok..dan semua orang butuh akan mencuci pakaiannya.

Tapi usaha warung kelontongpun sama juga untuk memenuhi kebutuhan primer atau kebutuhan pokok, bahkan mungkin ada puluhan bahkan ratusan ribu warung2 kelontong di Indonesia saat ini, tapi coba anda lihat bagaimana nasib warung2 kelontong sekarang..?


Saya bisa pastikan paling hanya segelintir saja warung kelontong yang bisa tetap eksis dan menguntungkan, selebihnya mayoritas seperti mati segan hidupun segan . Saat ini usaha Laundrypun menjamur hampir seperti warung kelontong…, apakah nasib pengusaha Laundry nantinya akan seperti pengusaha Warung kelontong…? Waallahualam ..!

Keuntungan yang makin menipis karena persaingan harga, harga chemical naik, harga listrik naik, harga gas naik dan UMRpun ikut naik setiap tahunnya..? apakah pengusaha Laundry masih bisa menghasilkan keuntungan yang memadai…kalau keadaanya seperti ini ..!dimana enaknya ?

Jangan-jangan saat anda memulai bisnis ini, anda terbuai hitung2 diatas kertas, dengan analisa BEP yang menggiurkan bahwa dengan investasi sekian anda bisa BEP dalam waktu yang singkat.., padahal analisa BEP dibuat dengan menyederhanakan perhitungan dan mengabaikan faktor faktor lain.

Kita dengar banyak sukses story dan kita juga dengar banyak yang gagal dibisnis Laundry ini ? Uppppps ,sampai akhir paragraph ini saya menerka anda sudah melai kesal membaca tulisan ini, atau pasti anda menduga saya sedang menyebarkan virus negative dalam bisnis Laundry..,! tapi anda salah menduga…, saya barusan hanya menyajikan pengalaman2 yang benar benar real pernah saya rasakan.., tapi apakah masalah itu bisa diselesaikan….?





Insya Allah hampir semua masalah bisa kita selesaikan dengan baik ( Dan Insya Allah akan kita share bagaimana kita memecahkan persoalannya dalam setiap tulisan2 berikutnya ).

Bahwa setiap bisnis pasti mempunyai 1001 satu masalah, dan setiap bidang mempunyai hambatan2 yang berbeda dan tidak kalah rumitnya, justru disitu adalah medan tempaan, karena tidak ada satu bisnispun yang mudah ataupun enak…, semua bidang bisnis memiliki masalah.., memiliki tingkat kesulitan ..dan memiliki resiko.

Sejatinya Pebisnis yang sukses adalah pengusaha yang mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi.., bagaimana mensikapi dan mencari jalan keluarnya dan biasanya hanya segelintir orang yang bisa, sehingga tidak heran jumlah pengusaha sukses biasanya lebih sedikit dari pengusaha yang gagal.

Melalui tulisan ini saya mengajak agar kawan-kawan sahabat Hoshi, bisa mengambil pengalaman dari sahabat atau senior senior yang sdh lebih dahulu dan lebih sukses dari kita, mari kita belajar dengan mereka, karena belajar dari pengalaman sendiri itu baik, tapi lebih baik kita belajar dari pengalaman orang lain yang sudah sukses.

Dan saya berharap agar senior2 dibisnis Laundry juga bisa membagikan kisah2 suksesnya dalam memecahkan persoalan yang pernah dihadapinya.

Kesulitan biasanya memberikan peluang, karena hanya sedikit yang mau berhadapan dan tekun mengatasi kesulitan, karena fitrah manusia umumnya adalah senang menempuh jalan yang mudah.

Akhirnya saya , mendoakan agar mayoritas sahabat Hoshi termasuk manusia yang diberkahi oleh Allah swt dan menjadi pengusaha laundry yang sukses. Buat yang tidak berbisnis di bidang Laundrypun saya berharap kalian sukses dibidangnya masing2. Semoga bermanfaat dan mohon pencerahan dari para senior. (*)

Rabu, 22 November 2017

Kisah Pengusaha Laundry, Hampir Bangkrut Kembali Berjaya

Banyak yang bertanya, bagaimana ceritanya kami sampai berakhir dengan utang melilit di 2014-2016. Ada juga yang bertanya apakah saya menyesal berutang. Untuk pertanyaan yang terakhir jawabannya TIDAK sama sekali. Justru ketika itu, kami dihadapkan pada dua keputusan: tutup atau utang. Seandainya waktu itu saya tidak menarik utang, saya tentu sudah tidak jadi pengusaha laundry lagi sekarang.
Sebelum saya lebih lanjut, mohon maaf jika mungkin tulisan saya akan berbeda pandangan dengan mereka yang anti utang dengan alasan apapun. Bagi saya dua hal itu adalah pilihan. Dan menjadi pengusaha adalah sebuah pekerjaan yang penuh dengan pilihan sulit.

Sejak 2010 saya membuka laundry pertama kali saya tahu persis pengusaha pemula seperti saya akan sangat kesulitan mendapatkan akses utang. Sangat berbeda dengan sekarang dimana semua bank pemerintah menawarkan KUR yang bahkan di BRI tersedia tanpa agunan dengan bunga yang jauh lebih murah daripada KTA.

Untuk mengatasi itu, saya meng-apply kartu kredit. Kartu kredit pertama saya dari BCA. Awalnya limitnya cuma 3 juta. Tapi kemudian saya jaga performa pembayaran saya. Lalu setiap ke mall-mall, jika ada yang menawarkan kartu kredit, saya pasti ambil. Satu per satu limit kartu kredit pun bertambah dan jumlahnya bertambah sehingga akumulasi dari semua limitnya itu bisa dikatakan sudah cukup besar di 2014.

Di bisnis laundry, hampir semua peralatan kita tersedia di toko-toko ritel elektronik, sehingga dengan kartu kredit kita bisa membeli mesin-mesin dengan bunga 0%. Betul-betul 0%. Klo harga mesin 6juta, ya bayar saja 500rbx12. Nah kartu kredit ini bisa jadi alat bayar yang sangat memudahkan pengusaha laundry.

Waktu masih pengguna pemula kartu kredit, saya termasuk yang sangat mudah menggesek kiri dan kanan membeli barang sampai2 seluruh alokasi gaji saya di laundry bisa habis untuk bayar kartu kredit. Belum lagi bayar makan kiri kanan dengan alasan networking atau meningkatkan bonding dengan karyawan.

Tapi tidak seperti beberapa orang yang mungkin kapok dan memutuskan untuk menutup kartu kreditnya, saya memutuskan bahwa yang harus berubah adalah saya. Masalahnya ada pada saya, bukan pada kartu kreditnya, dan mulailah saya mengelola keuangan dengan lebih baik.

Secara teori, utang memiliki efek yang dinamakan leveraging. Contoh, jika saya memiliki uang 10juta, saya bisa membeli barang dengan seharga 10juta dan menjualnya dengan keuntungan 20% atau 12 juta. Maka saya memiliki untung 2juta. Tetapi jika saya punya 10juta dan saya jadikan itu DP untuk membeli barang seharga 50juta secara kredit (jadi kredit saya 40juta), maka dengan untung 20% saya bisa menjual barang tersebut seharga 60juta.

Dari 60 juta tersebut, 40 juta saya pakai untuk membayar utang, 2 juta saya pakai untuk membayar bunga sebesar (katakanlah) 5% dan 10 juta untuk mengembalikan modal saya. Maka total keuntungan saya adalah 8juta.

Efek ini yang dinamakan leveraging. Dengan modal yang sama, saya bisa mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar jika menggunakan utang. Utang yang begini ini dinamakan UTANG PRODUKTIF, yaitu utang yang bisa menghasilkan tambahan uang.

Sangat berbeda dengan UTANG KONSUMTIF yaitu utang yang tidak menghasilkan tambahan uang. Contoh, jika Anda sekarang memiliki motor bebek dan menggantinya dengan motor sport secara kredit. Jika motor sport tersebut Anda gunakan hanya untuk ke laundry, ketemu teman dan lain-lain yang intinya dengan rute yang sama dengan ketika menggunakan motor bebek, maka kredit Anda menjadi bersifat KONSUMTIF bukan produktif.

Naaahh!! Sekarang yang menjadi masalah adalah, apakah keputusan mengutang itu benar-benar produktif? Dalam contoh kasus di atas, apakah barang yang kita beli dengan harga 50juta itu bakal laku semua terjual dengan untuk 20%? Pertanyaan inilah yang kami hadapi ketika memutuskan mengambil utang atau tidak.

Pertanyaannya, apa sih masalah yang terjadi waktu itu? Selama 2013, kami harus mengakui bahwa manajemen kami gemuk (terlalu banyak orang), tidak produktif dan tidak terukur kinerjanya. Keadaan ini sebenarnya tidak akan menjadi masalah seandainya ketika itu tidak terjadi faktor dari luar yang menyerang bisnis kami di waktu yang hampir bersamaan,

Ketika itu, omzet dari linen hotel kami mencapai 40% dari total seluruh omzet kami. Dan pada saat 2014 awal, listrik PLN di tempat kami naik turun voltasenya, menyebabkan mesin cuci terbesar kami yang dari Swedia itu rusak panel digitalnya. Karena yang rusak panel digital, maka tidak ada cara untuk memperbaikinya selain mengirim spare parts dari authorized distributor.

Sayangnya parts tersebut tidak ready dan kebetulan sudah dalam perjalanan ke Indonesia. Namun di pelabuhan, kontainernya masuk jalur merah menyebabkan barang kami tertahan kurang lebih 2 bulan. Pengiriman menggunakan pesawat pun sudah sempat diupayakan namun tidak berhasil.

Alhasil kami terpaksa tidak dapat melayani hotel tersebut secara maksimal dan jatah kami terpaksa diambil vendor laundry lain di hotel tersebut. Lebih menyedihkannya, ketika mesin tersebut sudah kembali beroperasi, kontrak di klien hotel terbesar kami sudah berakhir dan mereka tidak mau memperpanjangnya.

Masalah lainnya, bukan cuma mesin Swedia itu yang rusak akibat listrik PLN yang naik turun. Mesin-mesin kecil kamipun rusak modulnya. Saya ingat di bulan itu kami harus memasang Voltage Regulator untuk daya 20.000VA di workshop kami, dan mengganti kurang lebih 4 mesin cuci kecil kami.

Di bulan yang sama, omzet di outlet kedua terbesar kami turun 70% dalam satu bulan. Hebatnya tidak ada satupun manajemen yang sadar dengan keadaan tersebut sampai akhir bulan kita menghitung setoran dari masing-masing outlet (ini bukti bahwa manajemen kami tidak produktif).
Ternyata, jalan di depan toko kami sedang dibeton, sehingga customer tidak dapat mengakses toko kami. Berbeda dengan aspal yang bisa dikerja malam dan pagi sudah bisa dilalui, jalan beton membuat akses jalan harus ditutup 1 jalur. Padahal jalannya sendiri cuma 2 jalur dari 2 arah berbeda. Gilanya, pemerintah tidak mengerjakannya 24 jam. Hanya sekitar 12 jam saja dalam sehari. 

Sementara biaya sewa tidak turun, gaji karyawan tidak turun bahkan biaya logistik pun tidak turun.
Setelah outlet kedua terbesar tersebut selesai, tentu omzet tidak langsung naik. Beberapa customer sudah terbiasa dengan laundry baru mereka. Celakanya, kini jalan di depan workshop kami yang juga dibeton. Padahal di workshop ini lah outlet terbesar kami berada.

Singkat cerita, September 2014, omzet total kami tinggal 50% dari omzet kami di September 2013. Bahkan tinggal 35% dari omzet tertinggi kami di tahun 2013. Tapi biaya tidak banyak berubah karena terlalu banyak fixed cost seperti sewa, gaji karyawan dan lain-lain. Belum lagi cicilan kami dari hutang terdahulu.

TUTUP ATAU SELAMATKAN DENGAN UTANG?

Disinilah saya dihadapkan pada dua pilihan: tutup laundry nya atau selamatkan dengan utang. Saya memutuskan selamatkan dengan utang. Tetapi saya tidak mau membuat keputusan ini menjadi keputusan emosional. Itu adalah kesalahan terbesar dalam berutang. Saya harus memiliki dasar hitungan yang tepat untuk memutuskan ini. Di sisi lain, waktu untuk mengambil keputusan tidak banyak dan karyawan saya di bagian kantor sudah saya kembalikan semua ke pos operasional sehingga tidak ada yang bisa membantu saya menyediakan data yang dibutuhkan.

Jujur, keputusan saya waktu itu tidak benar-benar berdasarkan perhitungan yang teliti. Saya hanya menyusun financial model di excel dan menghitung berapa kenaikan omzet yang paling rasional setelah masalah jalanan tadi beres, berapa upaya marketing yang dibutuhkan dan berapa kemampuan perusahaan membayar cicilan.

Hasilnya? Hitungan meleset!! Omzet memang naik, tapi lebih lama dari perikaan sehingga keuntungan tidak cukup untuk membayar cicilan. Solusinya? Tarik utang lagi untuk membayar selisih cicilan! Gali lubang tutup lubang. Kuncinya disini adalah lubang yang digali lebih kecil daripada lubang yang ditutup, maka situasi masih bisa dikendalikan. Karena di kartu kredit, setiap kita melakukan pembayaran, maka limitnya akan naik lagi sejumlah pembayaran kita. Kita hanya perlu menjaga jangan sampai kualitas kredit turun karena tidak membayar cicilan.

Waktu berlalu dan sekali-sekali kami menggali lubang lebih besar daripada yang kami tutup dan juga sebaliknya. Hingga outstanding utang kami (total pokok ditambah bunga sampai lunas) menyentuh angka M. Nilainya hampir sama besar dengan total aset kami. Artinya rasio utang modal kami sudah mencapai hampir 1:1.

Di tengah krisis, kemampuan akuntansi dan catatan keuangan saya menjadi sangat berguna. Hal ini juga yang selalu saya tekankan ke mahasiswa saya mengenai pentingnya menguasai akuntansi. Akuntansi mungkin "tidak terlalu berguna" untuk bisnis perorangan di masa tenang. Tapi di masa krisis, akuntansi adalah mata dan telinga utama untuk menyelesaikan masalah.

Jika akuntansi Anda tidak baik, keputusan yang Anda buat hanya berdasarkan intuisi bukan data. Dan itu adalah mimpi buruk terbesar dalam pengambilan keputusan. Saya percaya intuisi, namun intuisi itu diasah dengan pembuktian menggunakan data.

Dengan bekal catatan inilah saya meyakinkan investor bahwa saya memiliki 2 masalah utama di bisnis ini. Pertama, bisnis ini secara operasional menguntungkan. Omzet dikurangi biaya operasional, masih banyak sisanya. Tapi sisanya ini tidak cukup untuk bayar cicilan. Artinya, jika utang ini bisa "ditalangi dulu", maka bisnis ini bisa mengumpulkan uang lebih dan sisanya bisa dikumpulkan dan dibagikan untuk jangka waktu lebih panjang. Ini disebut converting, mengubah utang menjadi modal.
Masalah kedua, kami kekurangan modal kerja sehingga karyawan kami harus menunggu setoran untuk pembayaran gaji. Gaji mereka dicicil 2x sebulan dan itupun dibayarkan telat. Ini sangat merusak moral karyawan dan membuat perasaan tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan turun. Padahal bisnis laundry sangat bergantung pada manusia. Belum lagi kita tidak bisa menindak karyawan yang tidak perform karena sangat sulit mencari karyawan yang mau gajinya dicicil 2x sebulan.

Akhirnya investor kami setuju memberikan waktu 1 tahun menalangi cicilan kami dan mengubahnya menjadi modal yang bisa dibayarkan dalam bentuk bagi hasil dari laba bersih. Perlahan bisnis kami mulai naik, dan kami bisa terus menambah omzet dengan promosi yang TEPAT dan menambah outlet hingga 2x lipat dalam setahun.

Ada yang bertanya, bagaimana jika waktu itu investor tidak setuju menyuntik modal. Sebenarnya masih ada solusi terakhir sebelum tutup yaitu macetkan semua utang dan ajukan renegosiasi ke bank penerbit kartu kredit yang bersedia. Dengan demikian, semua omzet hanya dipakai untuk membayar biaya oeprasional. Tapi resikonya sangat besar dan reputasi saya di BI bisa rusak dan butuh waktu 5-10 tahun untuk memperbaikinya.
Di atas semuanya itu, tentu ini semua adalah kemurahan dan kebesaran Tuhan yang merestui upaya kami untuk mengendalikan perusahaan ini. Saya selalu percaya Tuhan tidak bekerja bagi orang yang juga tidak memberikan usaha terbaiknya. Dan sepertinya, saya dan tim sudah memberikan yang terbaik dan semuanya kami kembalikan kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Syukurnya Dia berkehendak untuk kami kembali di jalan yang naik...
(Sumber : Daniel Christian)

Rabu, 21 Juni 2017

Berbagi Ala Motivator Ippho Santosa dan Tung Desem Waringin.

Para motivator terkenal seperti Ippho Santosa, Tum Desem Waringin sangat percaya bahwa berbagai salah satu cara untuk meraih sukses. Apapun sukunya, agamanya, siapapun yang berbagi kepada orang laian akan kembali pada dirinya.
Di bawah ini tulisan Ippho Santosa, motivator berbasis otak kiri diambil dari Fans Fage Facebook Ippho Santosa & Tim Khalifa.

 
Cover buku 7 keajaiban rezeki karya Ippho Santosa
Hari itu saya diundang makan malam di rumah Pak #TungDesemWaringin, pelatih sukses no.1 Indonesia. Walaupun judulnya makan malam, saya datangnya rada sore, bareng istri saya dan sahabat saya, Yeheskiel Zebua.

Seperti biasa, kalau ngobrol kami selalu menghabiskan waktu sampai berjam-jam. Alhamdulillah, bertabur ilmu. Bukan ngobrol kosong belaka. Untuk itu, saya pun merasa bersyukur.

Di sela-sela itu, saya diajak Pak Tung mengunjungi dan berbagi di sebuah panti asuhan Muslim di Karawaci. Ternyata sebagai Nasrani yang taat, beliau rutin berbagi di sana selama 8 tahun terakhir!

Spontan, saya pun bercerita kepada beliau bahwa beberapa hari sebelumnya saya juga mengunjungi dan menyantuni sebuah panti asuhan Nasrani di Bintaro. Berbagi kebahagiaan di sana.

Karena setahu saya, #NabiMuhammad menganjurkan kita untuk menyantuni dan menyayangi anak yatim, apapun agamanya, apapun latar belakangnya. Menjadi rahmat bagi semua.

Memang, berbagi itu mengundang rezeki dan memudahkan urusan-urusan. Tapi BUKAN itu spirit-nya. Kita berbagi karena diperintahkan oleh Sang Pencipta, juga karena kita peduli. Terutama orang-orang di sekitar kita. Btw, tulisan ini boleh di-share.

Pak Tung berbagi sama tetangganya (lingkungan di sekitarnya), demikian pula dengan saya. Berbuat baik kepada tetangga, menariknya, ini diajarkan dalam kitab suci Pak Tung juga kitab suci saya. Masya Allah.

Kepada anak-anak yatim di sana, saya ingatkan, "Inilah Indonesia. Kita saling peduli. Saling jaga. Saling bantu. Tanpa perlu memusingkan apa agama dan sukunya. Spirit ini harus dijaga. Jangan sampai karena beda agama, beda suku, atau beda pilihan politik, akhirnya kita cuek alias tidak peduli. Jangan sampai."

Saya dan Pak Tung sudah berkali-kali kerja sama bikin seminar sosial. Hasilnya kita salurkan ke berbagai yayasan, di antaranya Dompet Dhuafa, ACT, dan Yayasan Buddha Tzu Chi. Bahkan Pak Tung dan Bro Yeheskiel pernah berjam-jam mengajar di Kampus Umar Usman, kampus yang saya dirikan, dan mereka tidak dibayar.
Pas pulang, dalam hati saya pun berdoa, "Semoga rezeki Pak Tung makin lancar dan hidupnya makin bermanfaat." Demikian pula teman-teman yang membaca dan menyebarkan tulisan ini, aamin.


Jumat, 26 Mei 2017

Assosiasi Laundry Kerja Sama dengan Go-Jek

JURAGAN LONDRY – Pengurus Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) menjajaki kerjasama dengan perusahaan jasa transportai online ternama Go-JEK. Layanan tersebut kemudian akan disebut dengan layanan GoLaundry.

Apik Primadya, ketua Asli Pusat melalui akun facebooknya menyebutkan, pihaknya melakukan follow up meeting dengan GOJEK merumuskan konsep GoLaundry dibantu tim Standarisasi dari ASLI,  Sabtu (27/5/2017) di  Kantor Apique Laundry.
Ketua ASLI berfoto dengan pihak dari Go-JEK

Menurutnya, hal itu sebagai tindak lanjut meeting sebelumnya bersama pihak VP GoJek. Tim Business Development GOLIFE mulai membahas SOP deliveryman dalam hal pelayanan, pricing issued, complaint handling, customer support hingga segi packaging laundry.

“Progress sangat baik, semoga segera terealisasi kerjasama ASLI bersama GOJEK/GOLIFE dalam layanan GoLaundry,” katanya.

Menurutnya, BeLaundry Management dioptimalkan sebagai solusi merespon order dari GoLaundry. Ia menyebutkan kepada  pengusah alaundry yang siap bergabung, pihaknya menawarkan sosialisasi

“Yang siap didatangi untuk sosialisasi aplikasi BeLaundry selain SUMUT, BALI, SULSEL apakah ada yang menyusul? Mohon dukungan dan doanya, karena itu merupakan penyemangat kami dalam bekerja memberikan yang terbaik bagi ASLI dan masyarakat Indonesia.

GoLaundry menjadi solusi bagi masyarakat dalam memenuhi pelayanan laundry terutama untuk antar jemput terutama yang terkendala tidak mempunyai jasa kurir,” kataya.  (sumber: LAMAN FB ASLI) 

Kamis, 25 Mei 2017

Biaya Cuci Karpet Begini Ini Penghitungannya

JURAGAN LONDRY – Salah satu jasa mencuci pada jasa laundry adalah mencuci karpet. Umumnya, jasa cuci karpet ini menggunakan tarif tersendiri tidak ditimbang atau tarif kiloan, melainkan tarif memperhitungkan ketebalan karpet serta lebar.

Ketebalan, lebar dan juga kesulitan dalam mencuci karpet juga menjadi pertimbangan murah atau mahal biaya cuci karpet. Lama pengerjaan akibat rumitnya pengerjaan akan mempengaruhi harga jasa mencuci karpet tersebut.

Ada dua cara menentukan biaya atau menetukan tarif jasa mencuci karpet.
biaya jasa cuci karpet
Karpet 

Pertama, ditimbang. Berat semua karpet dikali harga kilogram. Misalnya jika harga ditentukan per Kg Rp6000 dikali total timbangan karpet.

Namun kelemahan sistem kilo ini agak repot jika menimbang karpet yang besar. Lagi pula, tingkat kesulitan mencuci karpet  berbeda.

Adakalanya karpet yang tipis justeru mencucinya agak sulit. Ada juga sebaliknya.

Kedua, tarif  dengan penetuan ukuran karpet. Misalnya karpet kecil ukuran 1,80 CM x 2,20 CM diukur menjadi total 3,96 M2. Lalu dikali misalnya per meter Rp6000 berarti 3,96M2 X Rp6000 = 23760.

Penentuan tarif meteran juga bisa berbeda. Misalnya  karpet yang paling tipis Rp6000/M2, karpet agak tebal Rp8000/M2 dan karpet tebal Rp10000/M2. Harus dilihat juag kelaziman harga di kota di mana  jasa cuci karpet didirikan.

Demikian cara menentukan tarif atau biaya cuci karpet. Smeog amanfaat. 

Bom Kampung Melayu, Ini Fakta Mengerikan

bom di kampung melayu
korban bom kampung melayu
bom bunuh diri kampung melayu
foto korban bom kampung melayu
pelaku bom kampung melayu
ledakan bom di kampung melayu
bom kampung melayu jakarta
bom bunuh diri di kampung melayu
ledakan bom kampung melayu
foto bom kampung melayu
video bom kampung melayu
bom kampung melayu bbc
berita bom kampung melayu
potongan tubuh bom kampung melayu
bom terminal kampung melayu
teror bom kampung melayu
bom meledak di kampung melayu
kronologi bom kampung melayu
bom di kampung melayu hari ini
foto pelaku bom kampung melayu
bom bunuh diri
bom di terminal kampung melayu
gambar korban bom kampung melayu
vidio bom kampung melayu

berita bom di kampung melayu

Rabu, 24 Mei 2017

Mengapa Kita tak Sesukses Orang lain?

Pagi ini saya kedatangan seorang teman. Sudah beberapa bulan tidak bertemu meski tempat tinggal kami di satu kota yang sama. Biasanya, dia sebulan sekali berkunjung ke rumah untuk sekedar ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi. Berbincang tentang perjalanan hidup atau kesuskesan orang lain.

Kami juga sering terlibat dalam pembicaraan santai, mengapa pengusah itu suksesnya gak ketulunganm, sukses banget di luar rata-rata orang seprofesinya. Dan juga mengapa orang ini masih biasa-biasa saja, belum ada kemajuan yang mencolok, meski bergerak dalam hal yang sama.

Sejak saya kenal pertama kali, temanku ini sangat suka terhadap dunia pemasaran di bidnag obat-obatan herbal. Pernah beberapa kali menjual seperti baju perempuan secara online, namun begitu bertemu lagi ia kembali sebagai penjual herbal.

Saat ini kami membicarakan perjalanan keberhasilan seorang kawan yang kami kenal, meski tidak terlalu dekat. Usahanya sudah sangat maju dengan omzet mencapai miliaran. Teman yang kami bicarakan bisnisnya tersebut pernah bilang ke penulis, keuntungan sebulan bersih bisa mengantongi Rp150 juta. Anda tidak salah Rp150 juta. Mungkin untuk ukuran gaji perusahaan hanya perusahaan tertentu berskala multinasional atau BUMN ternama.
tip sukses
ilustrasi

Dengan trik-trik yang pernah bocor para penulis, kamipun mencoba membahasnya. Mengapa bisnisnya begitu sukses? Padahal produknya sejenis dengan yang dijual oleh sahabat lamaku ini? Lagi pula kata teman tersebut, pengusah sukses ini dulunya sama. Hanya sendirian bekerja di rumah, jualan secara online dengan produk sebuah herbal.

Tentu saja perjalanan itu yang hanya kami ketahui. Masih banyak yang belum diketahui, mengapa mereka begitu berhasil dalam menjalankan bisnis, hingga kehidupan secara material sejahtera.
Perbincangan-perbincangan seperti itu bukan monopoli saya dan kawan saya ini. Anda sebagi pengusaha pemula, pengusah menengah dan pengusaha kelas berat pasti pernah mengalami peristiwa yang sama. Bukankah pada sesi pelatihan motovasi, coach ataupun apa namnya dalam meningkatkan kemampuan berbisnis, kesuksesan orang lain menjadi kisah yang menyegarkan.

Bagimana terkenalnya kisah kake tua penemu McDonald'c, selalu diulang-ulang untuk memunculkan semangat  yang bergelora.  Kita juga sering mendengar kisah tukang  gali tambang yang putus asa di tengah jalan dan memilih  pulang. Saat diteruskan penggalian oleh orang laian ternyata sebongkah emas keberuntungan hanya ditemukan sehempasan cangkul atau dua kali galian belincong.

Bagi saya begitulah hidup. Soal keberuntungan tidak selamanya ditentukan oleh sebuah kerja keras, kerja siang malam banting tulang. Kalau kesuksesan ditentukan oleh banting tulang, sangatlah banyak orang-orang yang sukses di dunia ini berlimah harta dan hidup sejahtera.  Hal yang sama, jika kesuksesan ditentukan oleh kerja cerdas, alangkah banyak orang yang sukses karena mereka cerdas-cerdas.

Bagi saya, bagaimanapun kita meniru orang-orang yang berhasil dalam hidupnya, bisnisnya menjulang, karirnya meroket, tetap saja ada faktor lain yang tidak bisa ditemui. Bukan fator keberuntungan, bukan faktor kecerdasan atau faktor kerja keras. Bagi saya, hanya faktor dikaruniai atau tidak.

Karunia ini yang teramat mahal. Sudah dibeli dengan kerja keras, dengan kerja cerdas atau dengan kemampuan apapun karunia terkadang tak sebanding. Karunia itu datangnya tiba-tiba. Karunia itu tidak muncil dari dalam diri melainkan dari luar diri kita, yang Sang Pemberi Karunia. Siapa dia?  Sang pemberi karunia adalah Allah SWT. Camkan, Dia lah sang pemberi karunia.

Apa bukti-bukti karunia itu dari Allah? Mari renungkan.. Apakah anda pernah meminta nafas, apakah anda pernah menolak udara yang dihisap pada hidung? Apakah orang-orang kaya itu, orang sukses dengan harta melimpah mereka pernah membayangkan jika usaha-usahanya yang dilakukan akan mendatangka keberhasilan? Bisa jadi sebaliknya, seseorang yang merasa akan sukses malah dirundung bangkrut. Sementara orang yang pesimis malah mendapat kesuksesan luar biasa. Aset di mana-mana, perusahaan muncul di setiap tempat. Inilah karunia.

Benar ada upaya menuju kesuksesan itu. Namun itu hanya upaya saja. Seandainya Sang pemberi karunia berkehandak, tanpa usahapun orang yang diberi karunianya akan mendapatkan pula. Berlaku juga sebaliknya.
Tentu saja, tidak mentang-mentang Karunia datang bagi yang dikehendaki Sang Pemberi Karunia, lantas kita diam menunggu  kesuksesan turun dari langit. Tidak begitu. Tetaplah berusaha seperti biasa. Penjual tetap berjualan, pekerja tetap bekerja dan pengangguran tetap mencari pekerjaan. Adapun karunia akan diberikan pada titik mana, disitulah rahasia. (*)


Jumat, 07 April 2017

Belanja di LAZADA, BukaLapak dan Tokopedia, Enak Mana?

JURAGANLONDRY – Maraknya penyedia marketplace memudahkan calon pembeli online untuk mencari dan memesan barang yang dibutuhkan.  Kemudahan pencarian secara online didukung dengan tampilan, kecepatan web bersangkutan. Calon pembeli juga mudah membandingkan produk baik dari sisi harga, kualitas ataupun layanan lainnya.

Saya ingin membandingkan layanan penyedia jualan online di Indonesa yang cukup ternama. Yakni Lazada, BukaLapak dan Tokopedia. Setidaknya saya sering belanja di toko ini sehingga bisa membandingkan layanannya yang saya alami.
Ketiga marketplace ini tentu ada perbedaan. Untuk Lazada, mereka memiliki toko tersendiri yang mereka menamakan Lazada Mall. Artinya mereka punya stok barang sendiri, dikemas sendiri dan dijual langsung. Di samping itu, Lazada juga memiliki seller yang direkrutnya, dengan persyaratan yang ditentukan sehingga bisa jualan di mana Lazada sebagai perantara.

Untuk Bukalapak dan Tokopedia, website ini murni hanya menampung penjual, sementara Bukalapak dan Tokopedia memfasilitasi alat jual beli, rekening, pembayaran dan penarikan uang dari pembeli. Untuk saat ini,  Bukalapak dan Tokopedia juga sama-sama jualan Tiket Kereta Api, pulsa listrik dan pulsa data.
Berikut ini yang ingin saya bandingkan.
1.      Kemudahan Aplikasi dan Web.
Berdasarkan pengalaman selama ini, baik Lazada, Tokopedia dan Bukalapak, sangat mudah digunakan. Loading cepat dan tidak membingungkan saat tracking barang-barang yang dibutuhkan. Hanya saja untuk Lazada, sering kali tertukar, antara LAZADA.CO.ID dengan LAZADA.COM. Yang di Indonesia adalah LAZADA.CO.ID.

2.      Variasai produk dan harga.
Untuk variasi produk dan harga, ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk produk-produk terbaru, Lazada nampaknya lebih unggul, terutama barang-barang yang dikirim dari luar negeri. Untuk harga juga sangat bersaing terutama barang-barang asal China. Hanya saja di LAZADA tidak ada barang bekas.
Hal yang sama untuk BukaLapak dan Tokopedia. Variasi barang memang punya kelebihan tersendri.  Ini mungkin karena sellernya yang  sangat banyak, sehingga produk2 cukup banyak juga. Apa yang sulit ditemukan di LAZADA, sangat mudah ditemukan di BUKALAPAK atau TOKOPEDIA, juga bisa sebaliknya. Baiknya lagi, BukaLapak dan Tokopedia, menyediakan barang bekas.

3.      Proses  Verifikasi Transfer Dana Pembelian.
Baik Lazada, Tokopedia  dan BukaLapak, untuk verifikasi dana pembelian sangatlah cepat. Tidak usah verifikasi manual, mesin secara otomatis mendeteksi.

Hanya saja khusus bagi pembelian di BukaLapak, biaya kelebihan dari dana yang harus di trasfer cukup besar. Saya pernah membeli barang Rp300.000 ongkir Rp68.000. Ternyata dana yang hars ditranfer lebih Rp7000 dari total pembelian dan ongkir. Di pemberitahuan tagihan yang masuk pada email, jika tidak tranfer sesuai angka tercantum, menyulitkan verifikasi.
Hemast saya, kalaupun ada kelebihan dana untuk mendeteksi transaksi seseorang, janganlah terlalu besar. Cukup hitungan ratusan rupiah saja atau menyediakan kolom khusus mislanya untuk biaya admin atau biaya lainnya yang memang diketahui saat nge-tag barang yang diinginkan.

4.     Kirim Barang
Pada prinsipnya, pengiriman di tiga marketplace ini kembali pada seller masing-masing. Menjadi catatan saya, untuk beberapa pembelian di LAZADA, seringkali tidak dikirim pada hari saat pemesanan, padahal menggunakan tarif ongkir paling cepat. meskipun bukan yang dikirim dari luar negeri. Tertulis “pengiriman sedang diproses” memakan waktu berhari-hari, walaupun masih dalam skala SOP yang ditentukan. 

Untuk BukaLapak dan  Tokopedia, karena sellernya pribadi-pribadi, yang saya alami, sangat cepat sekali dalam pengiriman. Rata-rata hari itu juga barang dikirim, tidak menunggu esok hari. Kecuali misalnya hari minggu atau hari libur yang ekspedisi di kota bersangkutan tidak ada yang buka.

Mungkin ini karena seller pribadi-pribadi, mereka merasakan, semakin cepat barang sampai pada pembeli. Itu artinya semakin cepat pula dana bisa ditarik. Untuk biaya kiriman,  di Lazada banyak sekali produk gratis ongkos kirim. Sedangkan di Bukalapak dan Tokopedia, untuk mendapat ongkir gratis harus menunggu program.
5.    Komplain Pembelian
DI lazada, respon terhadap pertanyaan atau komplaian pada chat yang tersedia sangat cepat. Hanya saja, jawabannya standar. Misalnya, silahkan cek pemesanan, mohon sabar dan tunggu. Mungkin ini karena yang jawab operator tersenduri, yang adakalanya tidak mengetahui posisi pengiriman barang pesanan. Sehingga jawaban yang didapat tidaklah memuaskan.

Sementara di Tokopedia dan BukaLapak, untuk tanya atau komplaian pada seller, langsung direspn oleh penjualnya. Sehingga tahu kondisi barang sedang di mana misalnya barang masih packing atau kirim telat.

Perbandingan di atas, hanyalah pengalaman saya sendiri dan sifatnya kasuistis. Tentu saja orang lain bis amengalami hal yang sama atau berbeda, apakah yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Namun secara umum, belanja pada tiga marketplace ternama di tanah air ini bagi saya sangat memuaskan.

Kuncinya, pilih barang harus betul-betul teliti. Kalau perlu banding-bandingkan dengan marketplace yang lainnya, termasuk pada website produsen produk tersebut. Sehingga kita akan mendapat harga terbaik dan mendapat barang yang sesuai dengan apa yang diharapkan. (*)


Kamis, 16 Maret 2017

Fitur Duplikat di Tokopedia Mempercepat Aplud Produk

JURAGAN LONDRY – Sejak awal kehadiran website penjualan secara massal dirasakan sangat membantu terhadap penjualan ritel terutama para pelaku UKM.

Dengan modal menampilkan list produk di website penjualan online, semua orang dapat menjual barang kapan saja dan di mana saja.  Tanpa gudang tanpa toko offline misalnya, semua orang bisa buka dagangan dengan penjualan yang sangat luas.

Salah satu yang menarik di bahas kehadiran Tokopedia. Perushaan yang didirikan beberpa tahun ini cukup menyedot perhatian para pelaku usaha online. Bukan saja yang baru melek penjualan online, namun yang sudah ekspert pun memanfaatkan layanan Tokopedia dalam penjualan produknya.

Salah satu yang menarik di Tokopedia, fitur DUPLIKAT PRODUK. Manfaat dari fitur ini, pelapak dapat dengan mudah menggandakan list produknya jadi lebih banyak, tanpa mengaplud ulang dari awal. Jika mengaplud awal membutuhkan waktu hingga 1 menit misalnya, dengan menduplikat list yang ada hanya dibutuhkan beberapa detik.

Caranya, setelah aplud satu produk dan foto, langsung simpan. Di bagian atas kanan berwarna hijau tertulis “Duplikat Produk”. Hanya saja pelapak tidak bisa langsung mendiplikasi dan menyimpannya. Tetapi harus mengganti judul terlebih dahulu jangan sama persis dengan judul list yang diduplikasi tadi.
Sebaiknya, jika anda telah mengaplud banyak foto produk, ubahlah tampilan muka foto produk. Jika kemudian toko kita tampil pada search engine Tokopedia, atau calon pembeli membuka toko, gambar produk terlihat pariatif dan memberikan pilihan pada calon pembeli.  (*)

  


Jumat, 16 September 2016

Stand Up Commedy Mesin Cuci si Arafah SUCA 2 yang Bikin Ngakak


JURAGAN LAUNDRY – Bagi para Komica, apapun menjadi bahan guyonan dalam bentuk stand up. Dengan bawaan yang cerdas dan narasi yang lancar, membuat yang dibicarakan menjadi menarik.
Arafah Aryanti mislanya. Komica asal Depok yang mengikuti Stand Up Commedi Academy (SUCA) 2 di Indon Siar ini berhasil membawakan stand up Commedy dengan tema mesin cuci.

Dengan logatna yang unik, Arafah berhasil membuat penonton bahkan juri ngakak abis.
Disebutkan, Arafah ini tukang nunggu rental namun suka sekali main hape.

Namun bagi Arafah malah kebalik, bukannya jaga rental lalu main hape, tetapi main hape sambil jaga rental. Mungkin karena main hapenya terllau banyak, kerja jaga rentalnya dikit.
Berikutnya, Arafah minta dibeliin mesin cuci pada orang tuanya.

Ia males sekali nyuci karena jongkok. Jawab ibunya bikin nyesek “Takut mesin cucinya jagain hape main rental,” katanya. Maksudnya, Arafah dibilang mesin cuci..he2.
Untuk menyaksikan kocaknya aksi Arafah lihat saja videonya ya...!!!!

Kamis, 28 Juli 2016

Cara Strika Celana Cotton Supaya Tak Mudah Kusut

JURAGAN LONDRY – Mungkin anda pernah mengalami hasil setrikaan baju atau celana cotton anda terlihat mengkilap. Bahkan di beberapa bagian terlihat nyaris gosong dan tidak bisa hilang meskipun sudah dicuci berkali-kali.

Jika melihat keaadan itu pada pakaian anda, mungkin ada kesalahan saat menyetrika. Pakaian dari cotton seperti umumnya yang digunakan seragam pegawai pemerintahan, bank serta isntani lainnya,  memang perlu perlakuan khusus. Menyetrikanya relatif lebih sulit ketimbang celana yang terbuat dari kain jins atau kaos.

Supaya hasil setrikaan celana atau baju dari cotton hasilnya lebih baik meskipun dengan setrika listrik  -bukan dengan setrika uap - anda bisa melakukan hal sederhana ini.
Siapkan kain lap tipis bersih dan air dalam wadah. Siapkan juga setrika dan pakaian yang akan disetrika.

Caranya menyetrikan, hindari setrika langsung menempal pada kain cotton. Caranya, lap yang telah disediakan tadi celupkan  pada air lalu peras hingga air  keluar meskipun kain masih basah.

Hamparkan kain tersebut pada kain yang akan disetrika. Lalu setrika kain tersebut sekalian dengan kain yang kita tuju. Dengan cara seperti ini, meskipun setrika suhu sangat panas, terlih dahulu akan tertahan oleh kain basah.

Hasilnya, pakaian yang disetrika akan terlihat lebih rapi dan necis. Hasil setrikaanpun relatif lebih awet. Seperti pada ujung celana atau lengan, akan terlihat lebih lancip.  

Menyetrika seperti ini hasilnya hampir sama dengan menyetrika dengan setrika uap. Cara seperti ini pula sering dilakukan di binatu tradisional zaman dulu. Bahkan mereka masih mempertahankan setrika dengan pemanas bara.