LAUNDRY KILOAN – Setiap bisnis atau usaha yang dijalankan akan selalu mendapat persoalan. Hanya satu usaha yang tidak akan menemukan persoalan, yakni usaha yang tidak pernah dijalankan...he 2.
Demikian juga dalam usaha laundry kiloan atau laundry jenis apapun. Layaknya usaha lain, persoalan selalu dihadapi, baik persoalan teknis maupun non teknis. Masalah teknis tentu selalu dihadapi setiap hari kegiatan usaha laundry. Misalnya pakaian tertukar, luntur dan masalah lainnya.
Namun ada persoalan non teknis yang lingkupnya leih luas dan serius yang langkah penyelesaiannya pun memerlukan cara serius dan konsisten pula. Berikut beberapa masalah umum dan solusinya dalam bisnis laundry kiloan:
(Dalam Kasus Tertentu) Margin Bisnis Laundry Terlalu Tipis
Banyak sekali pengusaha laundry terutama pemula yang hanya bermodal nekat. Mengikuti pepatah para motivator bisnis, mulai saja berbisnis, meskipun modal dengkul. Tentu saja untuk sekedar menjalankan usaha, langkah nekat tersebut bisa dimulai. Namun demikian, perlu diikuti langkah selanjutnya, mencari solusi dari setiap persoalan keika usaha sudah berlangsung.
Bisnis laundry dengan modal nekat ini hanya mengandalkan tenaga manusia. Perlahan jika, bisnis laundry anda berkembang tentu memerlukan tenaga manusia lebih banyak atau mesin lebih banyak.
Baik tenaga ataupun mesin memerlukan dana operasional. Jika pengeluaran operasional tidak seimbang dengan pemasukkan, itu artinya usaha tidak sehat.
Pemasukkan dari jasa laundry minim, ini sering kali terjadi akibat terlalu murahnya menjatuhkan harga layanan laundry. Apalagi di tengah persaingan bisnis, membuat para pengusaha tidak berfikir banyak menurunkan harga cuci.
Dampaknya, meskipun order menumpuk keuntungan kecil karena biaya operasional termasuk honor pekerja tidak seimbang.
Salah satu solusinya, muktahirkan perlengkapan laundry anda. Jika ingin produksi lebih banyak, perlu dipikirkan mesin produksi lebih besar namun efisien biaya.
Jika masih keukeuh menggunakan mesin-mesin konvensional, saya pikir tidak akan menyelamatkan usaha.
Percumah saja pekerjaan numpuk tetapi untung tidak seberapa.
Ingat, beda antara tukang usaha dengan pengusaha. Tukang usaha action dan berfikir itu-itu saja, asal hidup dan berfikir konvensional. Pengusaha atau entrepreneur selalu mencari langkah terbaru, inovatif untuk perkemangan usaha lebih luas.
Keluar Masuk Karyawan
Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) memang bukan dimonopoli usaha jasa laundry. Hampir di semua bidang usaha termasuk penjualan (sales), SDM kerapkali menjadi kendala.
Keluar masuk karyawan, bukan saja membuat usaha lesu tetapi manajeman akan disibukkan dengan rekrutmen karyawan dan tidak bisa fokus pada pengembangan usaha.
Salah satu faktor keluar masuk karyawan, besar kecilnya upah, atau kenyamanan suasana kerja. Usaha laundry merupakan usaha padat karya. Jika keuntungan tidak terlalu besar dampaknya tentu saja pada honor karyawan.
Apalagi umumnya para pelaku UKM kurang sadar untuk mensejahterakan karyawannya. Pekerja bertahun-tahun gajinya tetap, tidak pernah mengalami kenaikkan dan tunjangan.
Jangan terlalu salahkan karyawan jika mereka keluar-masuk. Evaluasi suasana dan kelayakan upah kerja kita sehingga para karyawan betah bekerja di perusahaan laundry kita.
Asset bukan semata-mata barang-barang yang kita miliki. Tetapi para karyawan terbaik merupakan sebenarnya asset sehingga kita mesti mempertahakannya sebagai mitra usaha.
Bisnis Laundry Terlalu Mudah Ditiru
Pekerjaan di laundry pada prinsipnya tidak beda dengan pekerjaan cuci mencui di rumah tangga. Siapapun mungkin pernah mencuci, apalagi jika anda pernah sebagai anak kos.
Sudah hukum alam, ketika ada seseorang sukses berusaha banyak orang yang meniru. Bahkan tak jarang orang yang meniru usaha dan menjadi saiangan bisnis merupakan mantan karyawan.
Saya mengamati pengusaha laundry yang juga teman-teman saya. Dari beberapa orang yang saat itu menjalankan usaha jasa cuci, ternyata semuanya pernah menjadi karyawan salah seorang perintis usaha jasa cuci karpet di teman saya tersebut.
Awalnya mereka sebagi sales lepas maupun tidak lepas. Lama-lama terjadi konflik dan si sales atau pekerja merasa sudah menguasai mencuci dan menjual, merekapun pisah kongsi.
Penyebabnya dalam kasus seperti itu, sangat terkait dengan saleri pekerja. Ketika pekerja tidak puas dengan honor yang diterimanya dan mereka merasa menguasai operasional laundry, merekapun serta merta membuka usaha baru. Kondisi ini seringkali terjadi pada jasa usaha cuci karpet.
Salah satu solusinya, ciptakan sistem usaha yang baik. Meskipun secara kasat mata usaha laundry kita mudah ditiru tetapi prinsip-prinsup dasar usaha tetap terjaga dan usaha kita tetap berjalan. (*)
Demikian juga dalam usaha laundry kiloan atau laundry jenis apapun. Layaknya usaha lain, persoalan selalu dihadapi, baik persoalan teknis maupun non teknis. Masalah teknis tentu selalu dihadapi setiap hari kegiatan usaha laundry. Misalnya pakaian tertukar, luntur dan masalah lainnya.
Namun ada persoalan non teknis yang lingkupnya leih luas dan serius yang langkah penyelesaiannya pun memerlukan cara serius dan konsisten pula. Berikut beberapa masalah umum dan solusinya dalam bisnis laundry kiloan:
(Dalam Kasus Tertentu) Margin Bisnis Laundry Terlalu Tipis
Banyak sekali pengusaha laundry terutama pemula yang hanya bermodal nekat. Mengikuti pepatah para motivator bisnis, mulai saja berbisnis, meskipun modal dengkul. Tentu saja untuk sekedar menjalankan usaha, langkah nekat tersebut bisa dimulai. Namun demikian, perlu diikuti langkah selanjutnya, mencari solusi dari setiap persoalan keika usaha sudah berlangsung.
Bisnis laundry dengan modal nekat ini hanya mengandalkan tenaga manusia. Perlahan jika, bisnis laundry anda berkembang tentu memerlukan tenaga manusia lebih banyak atau mesin lebih banyak.
Baik tenaga ataupun mesin memerlukan dana operasional. Jika pengeluaran operasional tidak seimbang dengan pemasukkan, itu artinya usaha tidak sehat.
Pemasukkan dari jasa laundry minim, ini sering kali terjadi akibat terlalu murahnya menjatuhkan harga layanan laundry. Apalagi di tengah persaingan bisnis, membuat para pengusaha tidak berfikir banyak menurunkan harga cuci.
Dampaknya, meskipun order menumpuk keuntungan kecil karena biaya operasional termasuk honor pekerja tidak seimbang.
Salah satu solusinya, muktahirkan perlengkapan laundry anda. Jika ingin produksi lebih banyak, perlu dipikirkan mesin produksi lebih besar namun efisien biaya.
Jika masih keukeuh menggunakan mesin-mesin konvensional, saya pikir tidak akan menyelamatkan usaha.
Percumah saja pekerjaan numpuk tetapi untung tidak seberapa.
Ingat, beda antara tukang usaha dengan pengusaha. Tukang usaha action dan berfikir itu-itu saja, asal hidup dan berfikir konvensional. Pengusaha atau entrepreneur selalu mencari langkah terbaru, inovatif untuk perkemangan usaha lebih luas.
Keluar Masuk Karyawan
Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) memang bukan dimonopoli usaha jasa laundry. Hampir di semua bidang usaha termasuk penjualan (sales), SDM kerapkali menjadi kendala.
Keluar masuk karyawan, bukan saja membuat usaha lesu tetapi manajeman akan disibukkan dengan rekrutmen karyawan dan tidak bisa fokus pada pengembangan usaha.
Salah satu faktor keluar masuk karyawan, besar kecilnya upah, atau kenyamanan suasana kerja. Usaha laundry merupakan usaha padat karya. Jika keuntungan tidak terlalu besar dampaknya tentu saja pada honor karyawan.
Apalagi umumnya para pelaku UKM kurang sadar untuk mensejahterakan karyawannya. Pekerja bertahun-tahun gajinya tetap, tidak pernah mengalami kenaikkan dan tunjangan.
Jangan terlalu salahkan karyawan jika mereka keluar-masuk. Evaluasi suasana dan kelayakan upah kerja kita sehingga para karyawan betah bekerja di perusahaan laundry kita.
Asset bukan semata-mata barang-barang yang kita miliki. Tetapi para karyawan terbaik merupakan sebenarnya asset sehingga kita mesti mempertahakannya sebagai mitra usaha.
Bisnis Laundry Terlalu Mudah Ditiru
Pekerjaan di laundry pada prinsipnya tidak beda dengan pekerjaan cuci mencui di rumah tangga. Siapapun mungkin pernah mencuci, apalagi jika anda pernah sebagai anak kos.
Sudah hukum alam, ketika ada seseorang sukses berusaha banyak orang yang meniru. Bahkan tak jarang orang yang meniru usaha dan menjadi saiangan bisnis merupakan mantan karyawan.
Saya mengamati pengusaha laundry yang juga teman-teman saya. Dari beberapa orang yang saat itu menjalankan usaha jasa cuci, ternyata semuanya pernah menjadi karyawan salah seorang perintis usaha jasa cuci karpet di teman saya tersebut.
Awalnya mereka sebagi sales lepas maupun tidak lepas. Lama-lama terjadi konflik dan si sales atau pekerja merasa sudah menguasai mencuci dan menjual, merekapun pisah kongsi.
Penyebabnya dalam kasus seperti itu, sangat terkait dengan saleri pekerja. Ketika pekerja tidak puas dengan honor yang diterimanya dan mereka merasa menguasai operasional laundry, merekapun serta merta membuka usaha baru. Kondisi ini seringkali terjadi pada jasa usaha cuci karpet.
Salah satu solusinya, ciptakan sistem usaha yang baik. Meskipun secara kasat mata usaha laundry kita mudah ditiru tetapi prinsip-prinsup dasar usaha tetap terjaga dan usaha kita tetap berjalan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar